Tipu Daya Setan


Ibrahim diberi tahu tentang seorang pemuda ekstatik yang memiliki pengalaman-pengalaman luar biasa dan mendisiplinkan dirinya dengan begitu keras.

"Bawa aku kepadanya agar aku dapat melihatnya," katanya.

Mereka pun membawa Ibrahim menemui pemuda yang dimaksud.

"Jadilah tamuku selama tiga hari," pemuda itu mengundang Ibrahim.

Ibrahim tinggal di kediaman pemuda itu dan memperhatikan keseharian si pemuda dengan seksama. Keadaan pemuda itu bahkan melampaui pengambaran para sahabatnya. Sepanjang malam ia tidak tidur dan beristirahat, tidak berbaring atau merebahkan dirinya barang sesaat. Ibrahim merasa cemburu.

"Aku begitu kedinginan, sedangkan dia tidak tidur dan beristirahat sepanjang malam. Mari, kita selidiki dia," kata Ibrahim pada dirinya sendiri.

"Ayo kita cari tahu, apakah ada sesuatu dari setan yang telah menyusup dalam keadaannya itu, atau keadaannya itu memang benar-benar murni dan mulia sebagaimana seharusnya. Aku harus menguji fondasi masalahnya. Fondasi dan akar masalah adalah apa yang dimakan oleh seseorang".

Maka, ia pun menyelidiki apa yang dimakan oleh pemuda itu, dan menemukan bahwa makanan itu berasal dari sumber-sumber yang haram.

"Aku telah menjadi tamumu selama tiga hari," katanya pada pemuda itu.

"Sekarang, datanglah ke rumahku dan menjadi tamuku selama empat puluh hari."

Pemuda itu menerima tawaran Ibrahim. Makanan yang dimakan Ibrahim diperoleh dari hasil kerja kerasnya dengan tangannya sendiri. Ibrahim membawa pemuda itu ke rumahnya dan memberikan makanannya sendiri.

Seketika, ekstasi pemuda itu pun lenyap. Semua semangat dan hasratnya hilang. Pemuda yang tidak pernah tidur dan beristirahat itu menangis dan beranjak pergi.

"Apa yang telah engkau lakukan kepadaku?" pekiknya.

"Ibrahim menjawab, "Ya, makananmu tidak halal. Setan sepanjang waktu menyertaimu. Seketika setelah engkau menelan makanan halal, manifestasi-manifestasi yang telah ia buat atasmu menjadi tampak sebagaimana aslinya pekerjaan setan."