Ibrahim berkisah, "Suatu kali, Aku dipercaya untuk menjaga sebuah kebun buah. Pemilik kebun itu datang dan berkata padaku, 'Bawakan aku sejumlah buah delima yang manis.'
Aku membawakannya beberapa, tetapi semuanya asam.
'Bawakan aku buah delima yang manis,' ujar sang pemilik kebun ini lagi.
Aku membawakannya sepiring penuh delima, namun lagi-lagi semuanya asam.
'Kemulian atas Allah!' pekik sang pemilik kebun.
'Engkau telah menjaga kebun ini sekian lama, dan engkau tidak tahu mana delima yang matang?'
'Aku menjaga kebunmu, namun aku tidak mengetahui rasa delima karena aku tidak pernah mencicipinya sedikit pun,' aku menjawab.
'Dengan pengekangan diri seperti ini, engkau pastilah Ibrahim ibnu Adham,' kata sang pemilik kebun.
Ketika aku mendengar kata-kata ini, aku pun meninggalkan tempat itu."