Membeli Kepercayaan dengan Kebohongan


Ibrahim bercerita, "Suatu kali, aku berjalan melintasi padang pasir dengan keyakinan kepada Allah. Selama beberapa hari aku tidak menemukan sesuatu pun yang bisa dimakan. Aku teringat seorang temanku, tapi aku berkata pada diriku sendiri, 'Jika aku pergi kepadanya, maka keyakinanku kepada Allah akan menjadi hampa.' Aku memasuki sebuah masjid dengan mengucapkan kata-kata: 'Aku telah menaruh kepercayaanku pada Yang Hidup, Yang tak mati. Tiada Tuhan selain Dia.' Lalu sebuah suara datang dari langit dan mengatakan, 'Kemuliaan atas Allah, Yang telah menghapus wajah dunia dan mereka yang menaruh pada Nya.'

Aku berkata, 'Mengapa kata-kata ini?'

Suara itu menjawab, 'Bagaimana mungkin seseorang sungguh-sungguh menaruh kepercayaan kepada Allah, sementara ia melakukan pejalanan panjang demi secuil yang dapat diberikan seorang teman duniawi kepadanya lalu ia mengatakan, 'Aku telah menaruh kepercayaan pada Yang Hidup, Yang tak mati'? Engkau telah menjuluki kebohongan dengan nama kepercayaan pada Allah!’.”